Jerome Polin Sijabat dikenal sebagai Youtuber dan pengusaha yang sukses di usia muda.
Bersama kakaknya, Jehian Panangian Sijabat, dia masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2021.
Tapi sebelum itu, Jerome banyak diidolakan anak-anak karena kepintarannya.
Dia mendapatkan beasiswa penuh berkuliah di Jepang, dia mengambil jurusan matematika terapan di Waseda University.
Pencapaian Jerome di usia 24 tahun ini tak lepas dari peran ibunda, Chrissie Rahmeinsa.
Chrissie mengatakan, sejak kecil Jerome sudah memiliki bakat di bidang akademik dan seni.
Namun, Jerome punya cara belajar yang agak berbeda dengan anak-anak pada umumnya.
Dia tak bisa diam sehingga orang tua butuh kesabaran ekstra menghadapinya.
“Jerome itu unik.
Ada stigma bahwa anak yang diam, duduk, dan penurut artinya pintar.
Tapi Jerome dari kecil lincah, energik, berani bicara, dan berpikir kritis.
Kalau kurang sabar, mungkin kita sudah melabeli anak itu dengan statement negatif.
Kalau sudah begitu, anak tidak bisa berkembang,” kata Chrissie dalam webinar “Nutrilon Royal Optimalkan Periode Winning Window Sebagai Bekal Menang Bagi Si Kecil”, Selasa, 9 Agustus 2022.
Selain Jerome dan Chrissie, webinar ini menghadirkan sosok cerdas lainnya, Sabrina Anggraini bersama ibunda, dan Tasya Kamila yang memiliki anak balita.
Chrissie mencontohkan, Jerome sering bolak-balik di depan kakaknya yang sedang belajar membaca.
Ternyata, sambil bolak-balik itu dia menyerap apa yang dia dengar dan akhirnya dia juga bisa membaca sebelum masuk playgroup.
“Ternyata dia seorang kinestetik, seorang yang belajarnya dengan gerak.
Dia dengar, dia pun bisa baca,” kata dia.
Setelah memahami gaya belajar anak, Chrissie mengikutinya.
“Jadi jangan cepat-cepat anak dimarahin karena dengan begerak, dia juga belajar,” dia menambahkan.
Saat sekolah dasar, Jerome mendapatkan beasiswa bersekolah di salah satu sekolah bertaraf internasional di Surabaya.
Karena sekolah bergensi, teman-temannya juga berasal dari keluarga menengah ke atas.
Jadi mereka didukung fasilitas belajar yang lengkap, beda dengan Jerome yang penuh dengan keterbatasan.
Di tengah kondisi ini, Chrissie terus memotivasi Jerome.
Dia mengatakan bahwa meski tidak memiliki fasilitas seperti mereka, Jerome tidak boleh kalah karena tak semua bisa dibeli dengan uang.
“Temanmu bisa beli sepatu bagus, tapi tidak bisa beli prestasi.
Sekalipun temanmu kaya raya, tapi tidak bisa jadi juara satu atau dikirim lomba,” kata Chrissie kepada Jerome ketika itu.
Ketika teman-temannya mengikuti les tambahan, Jerome belajar sendiri di rumah dengan ibunya.
Setiap hari, Jerome juga selalu diminta mengulang pelajaran di sekolah.
“Dia nggak boleh nonton TV, main, dan lain-lain sebelum mengulang pelajaran,” kata Chrissie.
Sejak kecil Jerome pun dicekoki buku oleh ibunya.
Setelah dibaca, biasanya Jerome akan diminta membuat ringkasan isi buku.
Jerome menambahkan, ibunya juga sangat ketat dalam hal disiplin waktu.
Sebagai contoh, dulu dia tidak boleh bermain game di hari sekolah, hanya boleh Jumat dan Sabtu.
Kalau dia butuh refreshing, dia boleh cari permainan lain selain game.
“Senin sampai Jumat sekolah, pulang, berenang belajar musik, dulu saya ikut paduan suara, lalu belajar, dan mengerjakan PR,” kata pemilik kanal YouTube Nihingo Mantappu ini.
Disiplin waktu ternyata membawa dia pada titik ini.
“Ketika yang lain rebahan atau yang lain main game, aku terbiasa menggunakan waktu dengan baik untuk mengembangkan diri.
Bedanya di situ, bisa achieve many things.
Ketika yang lain menggunakan waktu untuk party dan main game, aku menggunakannya untuk belajar dan kerja, hasilnya akan beda,” kata Jerome.
Setelah lulus dari Waseda University, Jerome Polin memiliki banyak cita-cita.
Youtuber dengan 9,5 subsriber itu ingin mengembangkan bisnis kulinernya dan membangun platform edukasi.
Selain itu, dia menyiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan magister di Amerika Serikat.